Seniman perempuan, sahabat BMI Hong Kong, Singapore, Macau, Taiwan. Aktivis FLp, Pembincang Karya Bilik Sastra VOI RRI. Motivator, konsultan kepenulisan.Buku terbaru: Orang Bilang Aku Teroris (Jendela)kunjungi;http://www.pipietsenjaa.blogspot.com
Mengintip Pasangan Sejenis di Kalangan BMI Hong Kong
HL | 16 May 2012 | 08:21Dibaca: 7343 Komentar: 140 5 dari 8 Kompasianer menilai aktual
Sudah bukan rahasia lagi jika di kalangan Buruh Migran Indonesia Hong Kong berkelindan pasangan sejenis alias lesbi.
Mulai dari yang melakukannya secara diam-diam, sembunyi-sembunyi, malu-malu tapi maluin, eeeh…. Hingga mereka yang begitu bangga dengan statusnya, pamer ke mana-mana, seakan ingin dikenal seluruh dunia; “Ini loh cinta kami berdua!”
Tetangga gak boleh ikutan, eittts, opo toh rek?
Sejak pertama kali saya menginjakkan kaki di negeri beton, 2010, sampai beberapa kali mengunjunginya kembali, pemandangan serupa ini sudah biasa tampak.
Saygudbay, ah!
Pernah saya penasaran menghampiri pasangan sejenis yang sedang memangku anak mereka berupa boneka, dan bertanya serius:”Apakah kalian tahu bahwa hubungan cinta sejenis macam kalian dilarang oleh agama?”Belakangan ada anak BMI yang mewanti-wanti saya agar jangan sembarangan bertanya kepada mereka. Bisa-bisa bonyok tuh muka, katanya. Lah, emang saya salah apa, wong cuma kepingin tanya saja kan gak bikin babak-belur?
“Weeeei, Mbok’e, gaklaaah!” sahut salah satunya yang berada di posisi laki-laki.”Yang berdosa dan dilarang agama itu kan hubungan laki dan perempuan. Kalau kayak kita mah, gaklaaah!” lanjutnya pula dengan sangat serius.
“Ooooh, begitu ya?” seruku tertahan, kaget setengah mati. Saya bukan ustadzah, jadi tak banyak ilmu untuk membedah perihal dosa, haram dan halal suatu hubungan. Mending saya tulis, yah, daripada beneran kena tabok gara-gara mereka tersinggung.
Kabarnya, mereka sangat sensi gitu loh!
Satu kali saya pulang ke Indonesia, melihat pasangan lesbi sedang “say-say gudbayan” di lobi Bandara HK. Yang berposisi perempuan harus pulang ke kampung halaman. Waduuuh, hebohnya perpisahan mereka. Tentu saja ada acara peluk-kecup yang berurai air mata segala, lebay-lebay aduhai pokoknya!
Nah, kebetulan sang “istri” dengan boneka di pelukannya itu satu pesawat dengan saya, menempati bangku di belakang. Sepanjang perjalanan Hong Kong-Jakarta, dia mengoceh terus dengan anaknya, eh, bonekanya.
“Nduuuk, jangan sedih ya nduuuuk. Nanti kita bakal ketemuan lagi sama papimu….”
“Nduuuuk, nanti jangan nakal ya di rumah Simbok….”
“Nduuuk, banyak doa ya nduuuk, biar kita dapat restu….”
Hadoooh, beneran sudah error kayaknya tuh otaknya apa memang sengaja menenggelamkan dirinya menjadi tak waras, ya? Saya sungguh tak habis pikir dan merasa miris sendiri dibuatnya.
Begitu pesawat sudah mendarat, ada yang teriak dari belakang:”Mbaaaak, eling toh Mbak, eliiiing! Nanti diangkut ke RSJ, mau taaaak?”
Bersambung, ya! (Causeway Bay-HK)
Tags: freez
KOMENTAR BERDASARKAN :
Tulis Tanggapan Anda
Lexy Ma
Pipiet Senja
sebagai seorang ibu, saya hanya ingin merangkul, yah, syukur2 bisa menarik kembali ke jalan yang lurus dan benar….
Lexy Ma
Pipiet Senja
Ismia25
Pipiet Senja
Lexy Ma
Pipiet Senja
Lexy Ma
yang paling lucu kalau mereka berantem,sampai berani ngedor rumahnya majikan,barang2 seperti hape,dompet atau apasaja di lemparin semua hahahaha.
Pipiet Senja